Ar-Raudhah Sumenep, Sabtu, (07/03/23) – Pondok Pesantren Ar-Raudhah Sumenep kembali memperingati malam Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad SAW, acara yang diinisiasi oleh Ikatan Santri Ar-Raudhah (ISRA ) Sumenep ini sukses terlaksana dengan menghadirkan Muballigh KH. Dr. R. Taufiqurrahman Syakur, M.Ag, hadir juga para tokoh masyarakat, dewan asatidz dan warga sekitar.
Wakil Pimpinan dan Pengasuh, KH. Moh Fawaid Syarqawi, M.Ag. dalam sambutannya memberi apresiasi positif dengan terlaksananya Peringatan Isra Mi’raj ini. “Alhamdullilah, malam ini merupakan malam yang luar biasa sebagaimana hikmah dari peristiwa Isra’ Mi’raj yang juga lebih luar biasa”.
Acara ini semakin semarak saat taushiyah mulai disampaikan oleh Muballigh KH. Dr. R. Taufiqurrahman Syakur, M.Ag. memulai taushiyahnya dengan Bahasa Arab sebagai bentuk apresiasi kepada panitia yang kebetulan acara peringatan Isra’ Mi’raj pada tahun ini dikemas oleh pembawa acara dengan menggunakan Bahasa Arab.
“Saat acara baru dimulai saya langsung kaget mendengar pembawa acara menggunakan bahasa arab, ditambah lagi diawal sambutan wakil pengasuh juga menggunakan bahasa arab, saya jadi degdegan bagaimana harus memulai tausiyah saya dengan bahasa arab juga, beruntung tadi beliau ada penyampaian bahasa Indonesia juga, jadi saya sedikit lega ,” ungkap Kyai disambut tawa dan sorakan para santri.
Dalam tausiyahnya Gus Taufiq biasa juga disapa, menyampaikan perihal hikmah yang bisa kita ambil dari perjalanan Rasulullah dalam Isra Mi’raj yang merupakan perjalanan agung Nabi Muhammad menuju langit ke-7 untuk menerima perintah shalat langsung dari Allah SWT.
“Isra merupakan perjalanan Nabi Muhammad dari Masjidil Haram di Mekah menuju Masjidil Aqsa di Jerusalem, dimana jarak tempuh perjalanan yang memerlukan waktu berbulan-bulan hanya ditempuh oleh Rasulullah 5-6 jam saja. Peristiwa ini sulit diterima kalau hanya menggunakan akal logika saja, melainkan harus diterima juga dengan hati nurani”. Kata Kyai yang juga menjabat dosen IAIN Madura ini. “Sementara, Miraj adalah perjalanan Nabi dari bumi menuju Sidratul Muntaha, langit ke tujuh yang merupakan tempat tertinggi.” tambahnya
Dalam taushiyahnya, beliau juga berpesan kepada santri dalam menuntut ilmu di pesantren juga tidak hanya menggunakan akal logika saja, tapi lebih dari itu juga harus menggunakan hati nurani agar memperoleh ilmu yang nafi’ dan barokah. “ Di Pesantren kalian tidak hanya diajarkan tentang ilmu yang ada di otak saja, melainkan hati (moral) harus diutamakan dan tempatkan diatas segala-galanya.”pesan baliau kepada para santri.
Kegiatan isra’ mi’raj ini ditutup dengan pembacaan doa yang dipimpin oleh KH. Rofi’i selaku Kepala Madrasah Diniyah Takmiliyah Ar-Raudhah Sumenep. Di akhir acara Ust. Supriadi selaku ketua panitia mengungkapkan rasa syukurnya kepada Allah atas sukses terselenggaranya kegiatan Isra’ Mi’raj ini. “ Puji syukur alhamdulillah acara berjalan dengan sukses dan lancar berkat ridha Allah SWT dan juga support maksimal dari semua pihak”. Ucap ustadz energik ini. (AKF)