Kuliah sambil mengabdi merupakan tantangan tersendiri bagi para alumni Pondok Pesantren Ar-Raudhah Sumenep, begitu pula yang dialami oleh Ust. Salamet, seorang lulusan tahun 2019 ini. Lelaki yang selalu tampil sedarhana ini merupakan mahasiswa di jurusan Pendidikan Bahasa Arab, Fakultas Tarbiyah, STIT Aqidah Usymuni (STITA) Sumenep.
Selain sebagai mahasiswa, Ust Salamet juga memutuskan untuk tetap tinggal dan mengabdi di Pondok Pesantren Ar-Raudhah Sumenep. Baginya mengabdi adalah panggilan jiwanya, ia berpikir lebih baik mengabdi dari pada tinggal di kos atau kontrakan, karena ia juga ingin mendapat barokah pengasuh, serta dapat bermanfaat dan dapat membantu pesantren.
“Menurut saya lebih baik mengabdikan diri kepada pondok dan menimba barokahnya Kyai daripada saya kost di luar ataupun ngontrak yang mana tidak ada barokah dan sedikit manfaatnya,” ujarnya.
Di Pesantren Ar-Raudhah Sumenep , Ust Salamet tak hanya mengabdi tetapi juga mengajar dan membimbing para santri di berbagai kegiatan, karena baginya mengajar para santri adalah bagian dari implementasi dari apa yang ia dapatkan selama menjadi santri di pondok yang membesarkannya tersebut.
Selain sebagai pengajar, ia juga sering menjadi imam shalat lima waktu di Masjid Jami’ Ar-Raudhah, suara yang merdu dengan lantunan ayat suci Al Quran yang indah, adalah alasan mengapa ia dipercaya sebagai imam, apa lagi ia juga penghafal Al quran.
Meski dengan kegiatan yang padat dan tanggung jawab yang banyak, tak lantas membuat lelaki kelahiran Sumenep ini kelabakan, ia membuat schedule untuk kegiatannya supaya dapat berjalan dengan baik.
“Dengan membuat schedule kegiatan sehari-hari saya bisa diatur dengan baik. Jika ada jam kuliah pada saat kegiatan pondok, pastinya saya meminta izin kepada atasan untuk mengikuti jam perkuliahan berlangsung, sebisa mungkin saya mengatur waktu saya supaya kegiatan tetap dapat berjalan beriringan,” ujarnya. [Red.Adm]
